Bila Anda sudah bosan menghadapi kemacetan di jalanan, mesin-mesin ini patut dipertimbangkan. Mesin pertama adalah ciptaan Yves Rossy, 47. Mantan pilot pesawat tempur asal Swiss itu selama lima tahun terakhir bekerja keras tak kenal lelah untuk menciptakan alat yang mendekatkan manusia kepada mimpi terbesarnya mendekati langit dan terbang bebas seperti burung.
Sedangkan mesin kedua adalah helikopter GEN H-4 produksi Genn Corporation asal Jepang. "Mainan" mahal yang diklaim sebagai helikopter terkecil di dunia ini bermesin dua silinder berkapasitas 125 cc. Dengan kapasitas satu penumpang, GEN H-4 bisa terbang hingga ketinggian 1.000 meter dengan kecepatan maksimum 90 kilometer per jam.
Kebetulan, kedua mesin itu diuji coba secara terpisah pekan lalu. Rossy dengan hanya menggunakan pelindung kepala (helm), sepasang sayap fiber elastis, dan empat mesin jet portabel yang disebut Jet-man di punggung sukses terbang melintasi pegunungan Alpen dengan kecepatan 70 kilometer per jam.
Namun, sukses menerbangkan mesin terbang ciptaannya tak membuat Rossy bebas dari masalah. Pria yang oleh rekan-rekannya disebut The Birdman (si manusia burung) itu harus berurusan dengan pemerintah Swiss atas prestasinya itu. Otoritas penerbangan Swiss menyamakan Rossy dengan pesawat yang tidak terdaftar dan mewajibkan dia harus memiliki izin sebelum terbang. Dasar keras kepala, Rossy mengabaikan perintah itu.
"Tidak. Untuk terbang, kamu tak butuh izin. Yang kamu butuhkan adalah sayap," ujar Rossy.
Beruntung, Gennai Yanagisawa, 75, pemimpin proyek helikopter GEN H-4 di Genn Corporation tak menghadapi pemerintah serewel pemerintah Swiss. Profesor Universitas Tokyo itu mengaku puas dengan uji cobanya menerbangkan GEN H-4 mengarungi udara kota Matsumoto pekan lalu.
"Mesin GEN H-4 ini memang belum merupakan produk akhir dan masih terbuka kemungkinan untuk dikembangkan menjadi lebih baik lagi," ujarnya
Ambisi terbesar Yanagisawa ialah mewujudkan imajinasi ilmuwan genius asal Italia, Leonardo da Vinci. Pada 1485, da Vinci mendesain ornithopter, pesawat terbang dengan sayap berkepak yang oleh tenaga manusia. Imajinasi tanpa implementasi itu akan dituntaskan Yanagisawa pada Minggu (25/5).
Pada hari bersejarah tersebut, Yanagisawa akan menerbangkan heli seberat 75 kilogram di Kota Vinci, tempat kelahiran Leonardo da Vinci. "Sejak saya menemukan konsep heli ini tahun lalu, saya tak pernah berhenti berharap bisa menerbangkan di tempat kelahiran da Vinci. Saya pikir dia akan bahagia," katanya.
Bagi yang berminat, kedua mesin terbang itu siap-siap diluncurkan untuk pasar komersial tahun ini. Rossy dan Yanagisawa memberikan ancar-ancar harga jual mesin "Gatotkaca" ciptaan mereka diperkirakan setara dengan harga mobil kelas menengah. (AFP/AP/kim)